Cerita Remaja "KaMAT"

haiii :)) 
thnks udah visit blog aku. 
akhir-akhir ini kepengen posting terus , lagi hobi-hobinya nulis. hueheheheh ;;)

postingan kali ini aku mau bales tantangan adalah orang pokoknya. hihi
jadi dia nantang aku buat bikin ceprpen dengan tema cinta remaja gitu. WOW! ini hal baru untuk aku. menarik banget, nggak pernah kepikiran soalnya buat bikin cerpen dengan tema cinta. biasanya tentang anak-anak, keluarga, atau mimpi aja. sekarang tema cinta remaja, ahaha menarik. 

jadi dengan semangat-semangatnya aku bikin cerpen ini. dengan cepat aku mulai search lagu-lagu tema cinta, lagu galau juga ._. padahal pantang aku banget mah dengerin lagu galau. tapi demi bikin cerpen yg ancur ini nggak papa deh. eheheh.mulai inget2 lagi film2 tema serupa, buat nyontek dikit. eh , ahahah

nah dari dengein lagu-lagu itu aku mulai menciptakan karakter. setelah sebelumnya menghayati lagu-lagu itu. muehehe.

nah jadi tantangannya, kalau ada 5 komentar (cuma lima aja kok) di postingan kali ini, aku bisa ngelakuin apapun ke penantang yang baik hati ini. ahahah.kalau nggak ada yg ngomen selama seminggu kejadian berlaku sebaliknya -__-  mohon komentar-kritik-dan sarannya ya pals~ lavyuuu visitors <3


                                                               KaMAT
                                                        Kamu Masih Aku Tunggu
                                                Karangan nggak jelasnya @_nidini_





Ini bukan tentang rasa yang telah hilang. Bukan tentang kebosanan. Hanya sekarang, aku tak bisa lagi mengarungi ini bersamanya.  Membuatnya menunggu ,sama saja aku membuang waktunya, dan itu tak bisa aku lakukan. Aku ingin dia bahagia, meski tidak bersamaku. Sungguh. Aku ingin selalu melihat senyumnya , meski bukan untukku. Meski bukan karenaku. Meski itu menyakitiku.  

        Jujur ku akui aku pun terluka. Tak mendapat kabar darinya aku hampa. Tak melihatnya sehari saja, aku risau. Padahal sekalipun aku dekat dengannya, bisa melihatnya , tetap saja canggung. Aku tak berani menyapa.bukan karena aku wanita, hanya begitu sulit. Terlebih saat dia lewat dihadapanku ingin aku menyapa, tapi melihat pandangannya yang lurus saja itu membuat aku surut. Tidak mungkin dia tidak menyadari kehadiranku disana. 

Jadi aku simpulkan, dia sengaja menghindari. Sengaja menjauhiku. Entah apa yang difikirkannya, aku ingin tau. Aku ingin menanyakannya. Tapi lagi-lagi aku tak berani. Aku takut itu akan membuat dia semakin benci padaku. 

         Aku rindu saat dia bercanda padaku, Caranya melihatku, Menghiburku, mengkhawatirkanku , senyumnya ,tawanya, semua tentang nya aku rindu. Aku pun rindu memanggilnya dengan panggilan kesayangan kami, dulu. Ribuan kali sudah aku memperingatkan diriku sendiri, menyadarkan diriku. Kalau aku tak seharusnya begitu.

 Aku yang membuatnya pergi. Aku yang membuatnya terluka. Aku yang membuat semua sikap manisnya berubah menjadi dingin. Padahal andai dia tau, aku lebih terluka dari itu.aku tidak pernah ingin dia pergi.  Dan egoisnya, aku ingin sikap manisnya selalu untukku. Dan sikap dingin untuk orang selain aku.  

     Ingin sekali mengetahui apa yang dipikirkannya. Ingin pula mengetahui responnya saat mendengar namaku. Ingin mengetahui keadaannya tanpa aku. Ingin tau pula, apa dia juga memikirkan aku layaknya diriku sekarang, atau justru sekarang dia berusaha membenci aku. Dari lubuk hati terdalam, aku berharap semoga dia tidak ingin melupakan aku. 

           Aku masih menyayanginya. Rasaku masih sama. Bahkan bertambah sejak pertama.dia diberi nama dion.
                                           -------------------------------------------------------

          dil,” tak ada respon, “DIIILAAAAA” teriak gadis itu tepat ditelingaku. Ya dia benar-benar berteriak. Aku rasa gendang telingaku  bisa pecah karnanya. 

           “ouh,  buset deh ya, sakit nih telingaku.” Sambil mengelus telinga yang tertutup jilbab putih polos khas pelajar sma. “ kamu ngapain sih teriak-teriak bikin gempar alien sekelas aja, caper bener” lanjutku pada lia ,sahabatku.

           Lia pun menoleh ke sekeliling kelas dan benar saja, semua teman sebayanya itu tengah melirik lia, dan dilla tentu saja. Lia bangkit berdiri “ maaf teman-teman tercintaku, silahkan lanjutkan aktifitas kalian , jangan hiraukan princess” lia berkata dengan wajah imut terbaiknya. “huuuuuuuuuuuuu” sorak teman-teman yang melirik mereka.

      Lia tersenyum malu dan kembali duduk, meneguk minumannya sampai habis dan mulai memasang tampang menyelidik pada dilla. “ salah kamu juga sih , aku panggil berkali-kali nggak noleh. Aku kan takut kalau nanti kamu kesurupan gimana? Atau mendadak gila gimana? Kamu kenapa dilla~?” 

            “aku nggak apa-apa” jawabku sambil mengulas senyum. 

          “nanti kita cerita lagi, aku tau kamu. Kamu masih sama ya, nggak bakat bohong.” Balas lia santai sambil mengatur buku-bukunya. Jam istirahat sudah selesai, bu dewi guru matematika juga sudah datang. Seisi kelas pun mulai focus pada bu dewi. 

             “yaiyah ya, kan kalau kita nggak mau dibohongi kita juga nggak boleh bohongin orang. Dan kamu memang tau aku” gumamku .

             Lia menatapku sekilas dan tersenyum. Sedetik kemudian ia kembali terfokus pada bu dewi. Tapi tidak dengan ku. Kejadian semalam masih saja terbayang. Keputusan ayahnya yang tiba-tiba, membuatnya tak bisa berhenti memikirkan itu. Seakan film horror. Cerita tadi malam terus saja menghantui.

Ayah benar. Seberapa keras aku mempertahankan pendapatku tak akan merubah apapun. Seberapa kuat dayaku tetap saja aku tak bisa menyangkal semua yang memang telah digariskan tuhan untuk ku . aku menyesal. Harusnya ini hanya akan menjadi masalah ku saja tanpa harus menanamkan luka di hati mereka. Tapi begitulah orangtuaku, demi aku mereka mengorbarkan dirinya. Meninggalkan kebahagiaan mereka untuk kebahagiaanku.” Semua akan baik-baik saja” . begitu cara mereka meyakinkan aku. Senyum merekalah yang menguatkan aku sampai sekarang.

Tanpa bisa aku tahan , tetes demi tetes airmata bergulir di pipi. Aku terus menekurkan kepala ,berpura pura membaca buku yang lembarannya mulai basah karna ditimpa airmataku. “semua akan baik-baik saja”. Batinku. Dan agaknya itu sangat membantu .aku mulai bisa menahan diri. Dari sudut mata kusadari kalau lia mulai memperhatikanku. Tangannya menepuk pundakku dengan hangat. Lia memang paling  mengerti.
                   ------------------------------------------------------------------------------

“jadi dil…. Em, gimana ya? “ ujar lia memecah keheningan . ya, selama perjalanan pulang kali ini kami memang hanya diam saja. Tidak seperti biasanya.

“aku mau putus sama Dion”  kataku langsung menuju inti permasalahan .

Lia mengentikan langkahnya.mencengkeram lenganku dan  menahanku yang terus saja berjalan. “dilla kamu liat aku, emang nya kenapa? Kalian kan baik-baik aja, kenapa tiba-tiba begini dil? “ lia menyerbuku dengan pertanyaannya yang hampir membuat aku kembali menangis. 

“dilla~ liat aku! Kenapa kamu mau putus sama dion?” Tanya lia lagi ketika melihatku terus saja menekurkan kepala. Menghindar. 

“apa benar yang lia bilang dil? “ Tanya sebuah suara tiba-tiba. Tiba-tiba yang sangat mengejutkanku. Aku terdiam tak mampu berkata-kata. Badanku seakan lumpuh. Mulutku terasa kaku. Suara itu…. DION.



“eh dion, apaan sih? Kamu salah denger kali. Yang ngomng putus siapa?” lia yang menyadari kedatangan dion dengan berusaha santai menjawab pertanyaan yang sebenarnya bukan ditujukan untuknya.

             “aku mau denger Dilla yang ngomong itu”

             Dion. Lelaki yang sudah setahun lebih menjalin hubungan asmara dengan Dilla. Banyak yang bilang dia itu tipe cowok idaman. Dilla pun beranggapan sama. Dion bisa menjelma menjadi sosok yang dibutuhkan dilla. Menjadi saudara laki-laki yang melindunginya, seorang ibu yang menyayanginya, seorang ayah yang mengajarinya kehidupan ,seorang sahabat yang setia mendengar keluh kesah dilla, dan sosok lainnya yang tak terduga. All in one. Begitu cara dilla mendeskripsikan dion. 

             Awalnya mereka memang sepasang sahabat. Saling mengenal sejak sekolah dasar. Karena kebiasaan bersama yang terlalu sering jadilah mereka sepasang kekasih yang dicemburui pasangan remaja  lain satu sekolahan. Sulit dipercaya, tapi memang semua orang yang mengenal mereka meng-iya-kan hal tersebut. Mereka sangat serasi. Saling melengkapi, saling memahami, dan saling menyayangi. Sampai-sampai tak ada yang berani mengusik hubungan mereka. 

    Dilla gelagapan. Badannya melemah. Jantungnya berdetak tak karuan, tak bisa dikendalikannya.”Dion, kamuu……” 

            Dion masih menunggu lanjutan pernyataan dilla, sementara dilla kewalahan menyusun kalimat yang pas untuk menghadapi dion. Dan lia, menjadi sangat canggung. Setelah hening beberapa lama, salah satu dari mereka memecah keheningan.

                “hm.. dill, dion aku pamit dulu” lia berbicara takut. “dilla, nanti aku telfon kamu ya” lanjut lia dan berlalu pergi tanpa menunggu izin dari dilla dan dion. 

           “jadi bener ya dil? Please bilang kalau aku memang hanya salah dengar” dion memulai kembali percakapan.

                Dilla masih mematung . hembusan nafasnya mulai tak teratur. “yon, dion.. kamu, hm, ginii , kamuu” balas dilla gugup

          “aku kenapa dilla? Ayo ngomong yang jelas, kamu tenang dulu ya. Jangan panik kayak sekarang, aku nggak suka liat kamu kayak gini dil” dion memotong ucapan dilla dengan suara yang tenang dan bijak.

             “oke , sebentar” dilla pun mengontrol dirinya. Semua baik baik saja , begitu yang ditanamkan dalam pikirannya. “yang kamu dengar tadi itu.. bener dion.” Dilla menghela nafas sebentar “ aku bener mau putus sama kamu, aku nggak bisa lagi . maafin aku dion” ucapnya sambil menekurkan kepala, tak berani menatap mata yang selalu menenangkannya itu.

         Dion kaget. Dia mulai terlihat gelisah, dan menggerakkan badannya yang mungkin secara reflek terjadi. “haha, kamu berhasil bikin aku kaget dil, sekarang tolong jujur dan bilang kalau kamu Cuma becanda” dion berkata masih tak percaya.

        “ aku udah jujur, dan aku nggak becanda sedikitpun.” Ucap dilla mulai dingin. “ aku beneran nggak bisa, kamu harus percaya , ini bukan mimpi. Hubungan kita harus berakhir sekarang juga dion, sekali lagi maafin aku” lanjut dilla yang terdengar berbisik saking pelannya. 

          Dion menjongkok di hadapan dilla, sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Sepuluh detik berikutnya dia pun kembali bangkit berdiri dan meneruskan bicaranya.

        “ tapi kenapa dil? Aku salah apa? Kalau kamu marah sama aku, kamu bisa teriakin aku sekarang. tapi jangan gini dil, please.. aku sayang kamu” 

              Dilla semakin melemah mendengar ucapan dion. Airmata yang ditahannya perlahan tumpah , namun segera dihapusnya sambil memalingkan muka . “ nggak apa-apa. Aku.. aku.. aku Cuma bosen sama kamu. Tolong terima keputusan aku, ini nggak ada negonya lagi dion. “ucap dilla semakin dingin.

                “dil, tolong pikirin lagi. Alasan kamu nggak logis dilla. Emangnya kamu nggak sayang lagi sama aku? “ dengan suara bergetar dion masih berusaha mempertahankan hubungan mereka.

              “dion kamu kenapa sih, aku udah bilang berkali-kali kalau aku nggak bisa. Dan kamu tau aku kan, aku nggak suka ngulangin kalimat aku lebih dari dua kali. Kamu harus bisa terima ini, kita nggak cocok lagi. Mending kamu lupain aku, and see other people please , aku akan berbahagia untuk kamu” ujar dilla sedikit lebih panjang , airmata tak lagi menetes dipipinya, karna ia sendiri berusaha keras untuk menahannya. 

       Dilla kemudian berlalu pergi, meninggalkan dion yang masih tak percaya. Menyadari hubungannya yang telah berakhir tanpa konflik dan alasan yang jelas adalah mimpi terburuk dion. Dilla tak sedikitpun menoleh ke belakang . dia tak lagi memberikan kesempatan dion untuk melakukan pembelaan agar hubungan mereka bertahan. Sembari berjalan, airmatanya kembali terurai. Bahunya naik turun mengikuti irama tangisnya. Dia pun larut dalam tangisnya. dan dion tanpa diduga ,dion juga menangis tanpa berani mengejar dilla yang semakin jauh melangkah.
                -------------------------------------------------------------------------------------------
            

* TO BE CONTINUE*

Well, makasih udah mau baca sampe abis. huehehehe.
dan yah, cerita ini belum tamat, aku masih mikirin sambungannya, maapmaap. maklum baru kali ini bikin cerpen tema beginian. ini bukan aku bangettttt .
kasih respon yaa~ ;) pleaseplease~~

sekian makasih, follow akuuu @_nidini_
muaaah, bye!

Komentar

  1. pengalaman pribadi din? HAHA
    mendadak gue jadi iba sama lu , yang sabar din. dia sudah bahagia, doain aja biar diterima disisinya . maaf telat ngoment, gue sengaja bikin lu menderita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAMFRETT sumfah!!
      itu imajinasi wogh! calon cerpenis harus membiasakan diri buat ngarang broh xp
      lu kamfret asli, gue nyuruh komen minggu lalu biar aman, tapi lo --__-- :(
      akyu cekewa sama kamyuu

      Hapus
    2. gue punya nama din. kemaren yg ngomong "dulu kamu the only one, sekarang kamu no one" itu kamu kan ?
      itu buat siapa din? gue sebut merknya boleh din?
      mampus.

      Hapus
  2. heh! hahaha, hidup mati lo di tangan gueh ;)
    jdi jgn sok ngamcam2 deh.
    balasnya cepet ye, mentang smartphone baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lu beneran gagal move on kan din?
      ckckck . iba gue din. iba.
      emg. smartphone gue kan canggih bgt,

      Hapus
    2. kampret kamprettt!
      helloww! dini mah always move on and move up. yg bisa bikin gue galau itu cuma 2. nyokap sedih, sama memory card ilang.
      keep moving forward yee, hidup gue terlalu sia2 kalau galau-in yg nggak penting. *mendadak curhat*
      sombong. gue doain kecebur di selokan . aamiin

      Hapus
    3. iyalah din , tau banget gue.
      kan sering banget dibahas :p

      Hapus
  3. Anjriiittt penasaran woiiyyy cepat bikin lanjutannya!!

    BalasHapus

Posting Komentar

isi kolom komentar ini yaa , karena komentar kamu sangat dibutuhkan ^^
terimakasih ^^

Postingan populer dari blog ini

Jangan Menyerah !! ^^ (AYAT – AYAT AL QUR’AN TENTANG MENGHINDARI PERILAKU BERPUTUS ASA)

Inilah 10 Lagu Motivasi yang Akan Mengubah Cara Pandangmu ! PART 1

pengenalan perpajakan : Perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan