kecemburuan anak yatim

1.
Rasa cemburu adalah perasaan naluriah yang bisa dan biasa dimiliki oleh siapa saja terhadap apa saja. Sebagian orang berpendapat cemburu hanya bisa dirasakan oleh seorang pasangan yang tidak senang apabila lawan jenisnya lebih menyukai orang lain dibandingkan dirinya. Cemburu seringkali diartikan sebagai suatu hal yang negative. 

Secara pribadi, penulis beranggapan bahwa cemburu bukanlah sikap yang negative setiap saat, baik atau tidaknya rasa cemburu itu, kembali bergantung kepada sikap pelaku. Tentang bagaimana mereka mengekspresikan rasa cemburunya dan apa dasar yang menyebabkan seseorang merasa cemburu.

Kembali kepada penyebab kecemburuan. Saya ulangi, ada banyak sekali persoalan yang dapat menyebabkan kecemburuan itu terjadi. Diantaranya seperti rasa cemburu seorang kakak ketika merasa ibunya lebih menyayangi saudaranya dibandingkan dirinya. 

Seperti kecemburuan yang timbul ketika seorang murid merasa gurunya tidak memedulikannya dan lebih memprioritaskan teman sekelasnya, terakhir seperti kecemburuan seseorang yang kurang bekecukupan terhadap seseorang yang lebih beruntung dan bernasib baik dibandngkan dirinya .

tentunya masih ada banyak sekali penyebab kecemburuan ini timbul pad hati dan pikiran seseorang. Setiap orang dimuka bumi ini pasti pernah merasakan rasa cemburu ini, minimal satu kali. Tapi pernah .

Apakan pembaca pernah merasakan cemburu terhadap suatu hal? Apa penyebabnya?

Itu adalah hal yang sangat wajar . Begitupun dengan kecemburuan seorang anak yatim . seorang anak yang sudah tidak mempunyai sosok ayah di dunia. Seorang ayah yang meninggalkannya sejak ia kecil, meninggalkan kewajibannya, meninggalkan hak-haknya, meninggalkan kegemarannya, meninggalkan orang orang yang menyayangi dan yang ia sayangi , dan meninggalkan dunia dan seisinya.

Ditinggalkan seorang ayah bukanlah sesuatu yang mudah bagi seorang anak , terlebih apabila ia masih di usia yang sangat dini.

Akan tetapi bagaimanapun juga, ia harus siap menerima kenyataan tesebut. Kenyataan teman temannya memiliki ayah , sedangkan ia tidak . Kenyataan melihat ibunya bekerja lebih keras sejak kepergian ayahnya untuk menghidupi dan memenuhi setiap kebutuhannya . dan kenyataan pernikahannya kelak tak dihadiri oleh ayah terkasihnya, cinta pertama seorang anak perempuan.

Saya mengenal seorang anak perempuan dengan dua orang saudara kandung yang memiliki rasa cemburu yang besar. Kecemburuan anak yatim yang malang. Ditinggal seorang ayah yang penuh wibawa , humor jenaka dan kasih sayang saat ia baru menginjak bangku sekolah dasar kelas dua.

Anak malang yang bahkan saat itu tidak mengerti arti kehilangan. Yang saat mengantarkan ayahnya di peristirahatan terakhir, ia  malah sibuk memperhatikan batu nisan orang lain. Tidak memedulikan kerumunan pelayat yang mencari tahu dirinya , dan menyalaminya satu persatu.mereka Merasa kasihan . tapi ia tetap saja tidak mengerti.

Namun perlahan ia tahu. Mulai memahami situasi di sekitar. Mulai mengerti arti kehilangan.

Ketika ia terpaksa harus pulang sekolah sendiri tanpa adanya jemputan. Ketika tidak ada sosok lelaki dewasa yang disalaminya saat akan berangkat sekolah. Ketika tidak ada kecupan dan pelukan yang memberikan kehangatan. Ketika teman-temannya mulai bercerita betapa hebat dan membanggakannya ayah mereka.

Ketika itu ia sadar, ia tidak memiliki seorang ayah lagi.  

2.
Lalu dalam hatinya mulai merasakan rindu . Mulai mengenang masa-masa ketika sang ayah masih ada disisi.

Saat sang ayah mengajaknya keliling kota kecil dengan vespa kesayangnya yang selalu ia rawat. Dan kemudian vespa itu lenyap dibawa adik ayah untuk kemudian dijual.

Saat tidak ada lagi sosok yang ia tunggu kedatangannya ketika ayah pulang dari bekerja, atau dari petualangan menjelajah negeri bersama rekan rekan satu perkumpulan vespa di provinsi.

Saat tidak ada lagi yang bisa ia rayu untuk meminta tambahan uang saku untuk beli jajanan di sekolahan dan masjid.

saat tidak ada lagi yang merawat hewan piaraan yang biasa dikasih makan oleh ayah.

Saat itulah ia sadar. Sosok itu telah pergi dan takkan kembali. Bahwa tanah telah menelan jasad sang ayah. Dan cacing cacing telah menyusup di tubuhnya. Dan malaikat telah menanyai sang ayah dengan berbagai pertanyaan. Kemudian ia pun mulai bertanya pada tuhan. Kenapa ayah pergi? Kenapa harus ayah? Aku sayang ayah. Aku butuh dia.

sumber: nurul fadhila

3.
Hari hari berikutnya , rasa cemburunya semakin membakarnya. Ia main kerumah tetangga yang seumuran, melihat ayah orang lain memeluk anaknya, mencium anaknya, tetapi si anak malah mengindar , tidak suka. Malu karna ada dia.

Tapi dia justru haru melihat pemandangan itu. Ia nyaris menangis. Ingat ayah. Ia kesal pada temannya. Kenapa tidak suka dipeluk ayahnya sendiri. Sedangkan ia, berlari keujung dunia pun mau demi bisa bertemu dan memeluk ayah, tapi tetap tidak bisa. Sampai membuat permohonan pada tuhan agar dipertemukan dalam mimpi. Tapi tidak kunjung jua.

Esoknya ia ceritakan pada temannya itu. Bahwa ia rindu sang ayah, terlebih setelah melihat peristiwa kemarin. ia terlalu malu untuk bercerita pada ibu dan saudaranya. Karena mereka pun tak pernah menanyakan perasaannya.

Tapi temannya hanya datar. tidak tahu rasanya kehilangan ayah, temannya masih kecil. Saat ia menangis tersedu menumpahkan kecemburuannya, teman tersebut hanya diam. Kemudian setelah tangisnya mulai reda, teman berkata “aku tidak mengerti maksudmu, tapi melihatmu menangis aku jadi ikut sedih. Sudah jangan menangis”.

Seiring berjalan waktu temannya mulai lupa, tapi ia tidak. Ia ingat setiap detail kisah hidupnya. Namun ada satu hal yang disesalinya, ketika dewasa ia hanya sedikit mengingat sang ayah. Ia bahkan lupa suara sang ayah , meski ia ingat wajah beliau. Itupun karena dibantu foto-foto yang masih dipajang di dinding kamar dan di beberapa buku album foto . 

ia dewasa sangat kecewa pada ia masa muda , karena banyak sekali melupakan sang ayah. Ia dewasa lalu menangis.

4.
Anak kecil kelas dua sekolah dasar itu kemudian tumbuh remaja. Pada setiap tahap peremajaannya, ia selalu mengenang ayahnya. Terlebih karena lingkungannya yang dipenuhi oleh ayah ayah luar biasa . tentu saja tidak ada ayahnya. Itulah mengapa ia sedih.

Dan ketika tahu ada teman yang juga telah kehilangan ayah, ia merasa menemukan orang senasib. Ia senang ia tidak sendirian . bukan berarti ia senang temannya kehilangan ayah, ia hanya merasa senang karena menemukan orang yg tahu perasaan sesungguhnya ketika telah kehilangan ayah di usia yang masih sangat tanggung.

Di usia remaja itu, remaja cenderung  melakukan kebalikan dari perintah orantua. Ketika disuruh langsung pulang setelah sekolah selesai , remaja justru senang main bersama teman. Mengobrol banyak hal. Curhat tentang keluarga, nilai dan pacar.

Yang kemudian membuat orangtua marah. Hingga kemudian remaja ini bercerita di gengnya, bahwa ayah remaja ini marah karna tidak pulang tepat waktu. ayahnya marah nilai ujiannya turun. Ayahnya marah karna ia sibuk pacaran.

Tapi kmudian anak yatim ini melamun. Ia tidak memiliki ayah yang akan memarahinya ketika melakukan kesalahan . tidak ada nasihat yang akan ia terima dari sang ayah tentang beratnya menjalani kehidupan .

Sejak kecil , ia dipaksa dewasa dengan mencari tahu jawaban atas pertanyaannya sendiri. Ia rindu ayahnya. Ia tidak lagi manja , ia menjadi senang melakukan apapun sendirian. Ia mulai jarang bertanya hal apa yang pantas dilakukan dan sebaliknya. Karena ia telah mencari tahu jawaban itu sendiri.

Anak yatim itu dipaksa dewasa di usia muda. Ia terjatuh lalu bangkit dengan sendirinya. Ia mengenal sosok ayah dari cerita teman temannya. Ia tahu nasehat apa saja yang akan diberikan seorang ayah kepada anak dari teman temannya, dari berbagai buku yang ia baca.

Ia yakin telah mengikhlaskan sang ayah tapi masih sering rindu. Apalagi saat ia sendirian. Saat ia melihat pemandangan ayah dan anak di depannya. Pertahanannya mulai runtuh. Ia mulai rindu. Api cemburunya menyala. Ia tidak cemburu melihat pasangan muda mudi, tapi ia cemburu ketika melihat hubungan ayah dan anak. Ketika ayah orang lain marah . ketika ayah orang lain memperlihatkan kasihnya pada anaknya.


Sedangkan ia tidak memiliki ayah. Iaa cemburu. Dan anak kecil yang telah beranjak dewasa itu aku, anak yatim yang cemburu.  

Komentar

  1. Saya juga anak yatim saat menginjak umur 10 tahun. Apa yang kamu tulis sepertinya tidak jauh beda dengan yang saya rasakan

    BalasHapus

Posting Komentar

isi kolom komentar ini yaa , karena komentar kamu sangat dibutuhkan ^^
terimakasih ^^

Postingan populer dari blog ini

Jangan Menyerah !! ^^ (AYAT – AYAT AL QUR’AN TENTANG MENGHINDARI PERILAKU BERPUTUS ASA)

Inilah 10 Lagu Motivasi yang Akan Mengubah Cara Pandangmu ! PART 1

pengenalan perpajakan : Perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan