Rantauan Ke Empat
Sebelumnya aku tegaskan kalau
blog ini tuh udah kayak jurnal aku .jadi kalau ada yang baca selain aku, mohon
maaf sebesarnya dan mohon pengertiannya. Kalau ada penjelasan yang kurang tepat
atau mungkin mengada-ada. Aku menulis berdasarkan pengalaman aku , semoga bisa
jadi pelajaran juga buat yang baca.
Merantau menurut aku adalah
tinggal di luar tanah kelahiran atau tempat kita dibesarkan. Dimana kita
dipaksa untuk mandiri karena harus tinggal berjauhan dengan keluarga.cdan lebih
menantang jika merantau di tempat yang tidak ada satupun orang yang kita kenal,
atau mungkin ada tapi tidak terlalu dekat dan jarak tinggal yang jauh di
rantauan .
Sebagai keturunan asli Minang,
sepertinya aku punya dara minang yang kental. Keinginan untuk merantau dan
meninggalkan kampong halaman untuk mendewasa dan menjadi lebih mandiri telah
tertanam sejak kecil. Masih inget dulu ada semacam tempat les bahasa jepang di
dekat rumah waktu aku kelas dua sd , sejak itu dan berkat nonton doraemon keinginan
untuk menginjakkan kaki ke Jepang menjadi sangat kuat. Meskipun setelahnya tahu
bahwa Jepang telah menjajah Indonesia dengan tidak manusiawi tapi entah mengapa
aku tetap jatuh hati pada Jepang. Seperti melupakan semua masa lalunya .
Tapi sayangnya rantauan yang aku
ceritakan disini masih mungkin biasa saja untuk sebagian orang. Bukan Jepang. Meskipun
di awal seperti meyakinkan bahwa aku telah berhasil merantau ke Jepang. (InshaaAllah
Jepang sesegeranya).tapi bukan Jepang.
Aku sagat ingin merantau. Selain Jepang
aku tidak pernah menetapkan ingin menetap di tempat lain, hany ingin merantau. Karena
aku selalu berdoa kepada Allah agar diberikan yang terbaik, dan mampu
memberikan pelajaran berharga untukku. Sehingga jadilah kehidupan masa muda dni
yang penuh kejutan. Ya.. gadis desa macam si dini benar-benar tidak percaya
bisa keluar dari kandang. Dan ini pengalaman yang sangat luar biasa.
Dulu .. naik pesawat aja bisa
dibilang Cuma mimpi. Awal naik pesawat benar-benar kagum. Merasakan ada diatas
awan. Merasakan terbang. Pengalaman pertama yang luar biasa. Dan kini , naik
pesawat bukan jadi hal yang aku tunggu .. aku sudah tidak lagi melihat keluar
jendela selama perjalanan. Dan menjadi lebih sering tidur. Waktu-waktu di
pesawat menjadi waktu untuk melepas penat.
Jangankan oranglain, aku sendiri
pun masih tidak percaya atas apa yang aku alami. Hidup benar-benar penuh kejutan.
Nikmat Tuhan benar-benar luar biasa. RencanaNya sangat indah. Semuanya sangat
sempurna. Meski hanya Jawa-Sumatera , tapi aku sangat mensyukurinya. Mimpi-mimpiku
perlahan terwujud. Mimpiku untuk mendewasa dengan bijak. Mimpiku untuk menjadi
lebih baik.
Merantau membuat aku mengerti
arti kehidupan. Susah senangnya. Mulai dari kesulitan yang dialami sebagian
besar anak rantau yaitu kehabisan uang. Nggak punya uang untuk makan. Bertemu dengan
banyak orang dengan berbagai karakter. Mereka yang haus pujian. Mereka yang
hanya bisa membicarakan tentang dirinya, mereka yang sangat baik sampai rela
mengabaikan kepentingan pribadi demi menolong orang lain. Mereka yang mencari
nafkah dengan halal maupun dengan cara lain. Aku telah bertemu dengan mereka
semua. Meskipun masih sama-sama orang Indonesia tapi tetap saja tidak akan
cukup waktu untuk mempelajari karakter manusia yang sangat bergam ini. Aku belajar
banyak dari mereka. Pengalaman mereka telah menjadi guruku. Iya, aku senang
mendengarkan curhatanorang lain. Aku senang mendengarkan. Dengan begitu aku
bisa merasakan apa yang mereka alami. Perjuangannya, kesedihannya,
kebahagiaannya, yang selalu menuliskan pelajaran baru untukku. Mereka luar
biasa.
Di setiap tempat rantauan selalu
miliki keluarga. Mereka yang aku sayangi dan tidak mungkin aku lupakan. Mereka yang
luar biasa.
Empat daerah rantauku merupan
daerah yang tidak terfikirkan untuk aku tinggali dalam waktu yang cukup lama. Sampai
sekarang kadang aku masih bertanya- Tanya , apakah aku sedang bermimpi atau ini
benar-benar nyata.aku benar-benar bahagia. Setiap daerah rantau mempunyai
cerita dan keunikan sendiri. Pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak terlupan
dan tak bisa dibeli .
Rantauan pertamaku setelah 17
tahun menginjak bumi Minang adalah Bogor. Daerah yang aku dengar sangat dingin,
tapi nyatanya sangat panas. Negeri seribu angkot. Tempat yang sangat luar
biasa. Dini aku banyak belajar tentang kehidupan .disini aku berhasil membentuk
jati diri. Disini aku bertemu orang-orang hebat.disini aku mendewasa.
Aku tidak pernah bermimpi tentang
bogor ,tapi setelah merantau ke bogor aku seperti hidup didalam mimpi. Aku mengenal
diriku disini. Ketika telah berhasil mengenal diri dan mengetahui apa yang aku
inginkan untuk masa depan , akhirnya semua yang aku punya aku korbankan. Harga diri-uang-badan-masa
depan-mental semua serahkan. Aku sama sekali tidak memikirkan pendapat
oranglain disini. Mereka berkata baik atau buruk hanya aku balas dengan
senyuman. Karena percuma juga dibahas, aku dan mereka sama sama keras kepala
kala itu.
Setelah banyak malam aku habiskan
untuk mendekatkan diri pada Tuhan , jadilah aku nekat meninggalkan bogor dan
segala yang aku raih sampai saat itu dengan harapan masa depan yang lebih baik.
Aku tinggalkan bogor. Dan hidup di Jakarta.
Rantauan kedua adalah Jakarta. Aku
menghabiskan waktu hamper dua bulan tinggal disini. Hanya aku dan orang-orang
terdekat ku di bogor yang tau tentang hal ini meski tidak 100 persen. Mereka bilang
aku gila. Aku nekat, dan terlalu berani mengambil resiko. Aku bilang bodo amat.
Yang penting aku mencoba. Yang penting aku tahu kualitas diriku. Karena jika
masa remajaku dihabiskan hanya dengan mengkhawatirkan masa depan , ikut-ikutan,
tidak berani mengambil resiko aku merasa sangat rugi. Aku ingin memiliki
sesuatu yang bisa aku ceritakan kepad keturunanku, kepada orang-orang yang
memiliki jalan pikiran yang sama.
Saat-saat ini lah yang membuat
aku menjadi lebih dewasa. Banyak temen-temen kuliah yang nanyain kemana aku
menghilang, tapi tidak aku hiraukan.karena itu hanya membuat aku sedih. Kemudian
aku lanjutkan hidupku di Jakarta untuk dapat mewujudkan impian.
Rantauan ke tiga adalah
Palembang. Berjarak dua puluh dua jam dari Padang. Aku senang disini. Aku bertemu
orang-orang hebat. Meski sebenernya aku cukup terlena dan lalai disini. Tapi tidak
apa. Jatuh adalah perkara biasa, yang penting adalah kita harus tetap bangun
meski jatuh hingga terluka , hingga sampai saatnya kita bisa berjalan bahkan
berlari dengan kencang.
Rantauan ke empat adalah tempat
aku menulis tulisan ini, Pangkalpinang . tempt yang baru aku tahu ada di pulau
tersendiri. Siapa sangka aku bisa sampai disini. Tapi tentu aku senang. Baru tiga
hari disini aku sudah banyak belajar. Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Allah sungguh Besar. Apapung sangat mungkin dengan izinnya. Semoga kedepannya
aku bisa belajar lagi untuk merayu Tuhan.
Banyak hal yang masih ingin aku
ceritakan. Sangat banyak. Tapii ya gitu. Wassalam ^^
Komentar
Posting Komentar
isi kolom komentar ini yaa , karena komentar kamu sangat dibutuhkan ^^
terimakasih ^^