Dingin dan Malam
Hallo… Waktu menunjukkan pukul 2:48 am saat aku menulis ini. Malam yang dingin tiba-tiba membuat aku ingin menulis tentang dingin dan malam. Dua hal yang sangat aku sukai. Dua hal yang sangat mendeskripsikan diriku. Aku yang dingin, dan dekat dengan malam.
Aku tak tahu ntah sejak kapan aku menyukai dingin dan malam. ketika aku berada di tempat yang dingin , maka aku menyukainya. Ketika aku terjaga di tengah malam seperti saat ini, aku menyukainya. Aku menyukai segelas minuman kental dingin daripada segelas bandrek panas disaat malam ketika hujan. Aku menikmati segelas es teh manis saat duduk melihat bintang dikala malam. Aku lebih suka mengunyah es batu dibanding meniup minumanku dan menunggunya hingga dingin.
Aku tidak tahu ntah sejak kapan aku dekat dengan malam . Seingatku bahkan sejak aku di sekolah dasar aku sudah akrab dengan malam. Terjaga di malam hari bukanlah hal yang baru bagiku. Entahlah, apakah itu kebiasaan yang baik, atau sebaliknya.. tapi aku suka. Aku suka waktu malam. Waktu yang sepi, yang hening dan menenangkan. Waktu terbaik untuk merenung , waktu terbaik untuk meminta pada Yang Kuasa. Waktu yang aku suka. Waktu yang jujur.
Percakapan ketika malam adalah percakapan yang aku sukai, karena kalimatnya begitu jujur, dan mengalir begitu saja. Ketika bercakap saat malam , aku merasa tak ada hal yang harus kurahasiakan. Aku akan menjawab setiap pertanyaan tanpa pikir panjang. Aku akan mengaku tanpa ragu. Dengan siapapun itu. Sayangnya tidak banyak yang menyukai malam sepertiku. Lebih banyak yang menghabiskan waktu malamnya untuk tidur dan beristirahat, sedang aku ingin bercengkrama. Membahas apa saja. Menangis dan tertawa bersama. Mungkin karena itu aku menjadi terang-terangan berbicara apa saja saat malam ketika menemukan teman bicara. Karena aku merasa bertemu dan menyapa diriku sendiri.
Malam yang dingin adalah perpaduan yang aku suka. Aku suka suara hujan saat malam, menambah suasana menjadi dingin. Malam yang dingin sedang hati merasa damai dengan kehangatan. Apalagi ditambah sepoles senyuman , yang mampu membuatku merasa aman. Aku semakin bahagia.
Namun karena tidak banyak yang sepertiku , aku menghargainya. Aku menyukai orang-orang yang mengkhawatirkan aku ketika dingin dan malam. Entahlah, aku merasa itu menggemaskan. Mengkhawatirkan aku saat menikmati hal yang aku sukai. Terlebih mereka yang benar-benar jujur mencemaskanku. Takut aku merasa tidak nyaman. Perasaan yang menyenangkan.
Aku suka tidur di lantai yang dingin. Aku tahu ini bukanlah kebiasaan yang baik. Tapi aku menyukainya. Dan tentu saja mereka yang melihatku tidur di lantai merasa khawatir, keluargaku terutama. “Percuma beli tempat tidur mahal-mahal tapi kamu tetep aja tidur di lantai”, demikian kalimat yang sangat aku ingat. Membuatku tertawa sampai tak keluar suara tetapi keluar airmata. Karena aku tahu usaha mereka untuk membuatku merasa nyaman, menyediakan tempat tidur yang nyaman , dengan selimut yang memberi kehangatan. Tapi apa mau dikata, aku suka dingin, meski pada akhirnya aku yang mengalah pindah dari lantai ke tempat tidur. Hanya agar mereka tidak mencemaskanku dan kesehatanku.
Aku sangat ingat , berkali-kali diselimuti ketika tidur di malam hari. Bahkan sampai saat ini. Aku tidak terbiasa tidur dengan selimut. Aku merasa tidak nyaman dan terbatas. Keluargaku mengetahui itu. Tapi tetap saja ketika malam dingin dan hujan deras mereka akan menyelimutiku. Aku ingat saat tidur berbeda kamar dengan saudara perempuanku. Saat itu malam dingin dan hujan turun dengan deras, dan ia menyempatkan masuk ke kamarku, membawakan selimut dan menyelimutiku. Aku yang setengah terbangun hanya membuka mata sebentar dan kembali tidur, dengan tentu saja memakai selimut. Awalnya aku pikir itu mimpi, namun ketika benar-benar terbangun, dalam kondisi memakai selimut, aku hanya bisa tertawa di dalam hati.
Aku suka cara-cara mereka yang mengkhawatirkanku. Apa karna aku sudah merasa dewasa dan bisa mengurus banyak hal sendiri, maka ketika ada yang mengkhawatirkanku dengan hal-hal sederhana begitu membuatku merasa tersanjung (?). Namun tentu saja bagaimanapun mereka mengkhawatirkanku tentang dingin, aku tetap menyukai dingin. Sekali-dua kali aku akan pasrah ketika diselimuti, tapi jujur saja aku lebih sering membuang kembali selimut yang menutupi tubuhku. Sehingga mereka yang menyelimutiku menjadi bosan dan melipat kembali selimut itu. Menyenangkan.
Aku suka malam yang dingin . Aku suka ketika angin yang dingin menyentuh kulitku. Tapi aku juga menyukai ketika ada yang meminjamkan jaketnya hanya agar aku tidak kedinginan. Aku suka ketika ditanya apa aku merasa dingin atau tidak saat dalam perjalanan. Aku suka. Dan sialnya aku orang yang sangat sulit melupakan hal-hal yang aku suka. Sialnya kemampuanku dalam mengingat perlakuan orang-orang yang membuatku merasa nyaman melekat lama dipikiran. Membuat aku kesulitan. Tapi aku tetap suka. Banyak sekali hal yang aku suka, sehingga semakin banyak kenangan yang tidak bisa aku lupa. Tapi aku tetap suka.
Meskipun sebenarnya banyak yang mengidentikkan dingin dan malam dengan sesuatu yang negatif, misalnya tentang kejahatan, bisa juga setan. Sesuatu yang horor. Namun aku tetap tidak terpengaruh, karena aku sudah memutuskan menyukai dingin dan malam. Ia telah menyatu dengan diriku. Sehingga aku tidak akan memedulikan anggapan orang, karena bagiku dingin dan malam sangat istimewa
Demikian tentang dingin dan malam. Tentang hal yang aku suka. Tidak perlu menyamakan, kita tidak harus menyukai hal-hal yang sama. Karena aku suka apa adanya. Tanpa harus berpura-pura. Hmm. Ini menyenangkan. Menulis ketika malam, is my forever favourite things.
Komentar
Posting Komentar
isi kolom komentar ini yaa , karena komentar kamu sangat dibutuhkan ^^
terimakasih ^^