Menikah

Haii.. Setelah sekian lama nggak nulis, akhirnya bisa mengumpulkan niat untuk nulis lagi di blog.

Kali ini aku ingin sedikit menyampaikan pemikiran , kegelisahan , dan pandangan aku tentang pernikahan. 

Menikah dari sudut pandang seorang perempuan muda, yang berniat menjadi wanita dengan karir sukses namun juga menjadi seorang ibu dengan banyak anak yang bisa menjadi penyejuk dalam keluarga. Membaca dari deskripsinya saja mungkin sudah terdengar mustahil... tapi tidak ada yang tidak mungkin kan di dunia ini? Karena yang sama-sama kita percayai, kita punya Tuhan yang dapat membuat semua hal menjadi mungkin. Yang Maha Segalanya. Jadi mohon bantu mendoakan saja ya agar impian gadis muda itu menjadi nyata ;)

Sebagai seorang penyuka drama korea, aku melihat betapa menyenangkannya mempunyai seseorang yang  halal untukku yang selalu bisa aku andalkan. Romansa-romansa dalam drama, komedi yang tercipta, suka-duka yang dialami pasangan dalam drama sungguh dapat membuat iri siapa saja. 

Ketika bangun pagi hari di samping dia yang kamu sayangi, sarapan bareng masakan yang kamu masak dengan sepenuh hati, atau mungkin masaknya bareng-bareng,lalu sebuah pelukan sebelum berangkat kerja,dapat  membuatkan bekal makan siang untuk pasangan , lalu bisa dijemput sepulang kerja, menghabiskan weekend bareng, mengatur perabotan rumah bareng, memiliki teman bercerita ttg apa saja, memiliki seseorang yang selalu ada saat suka dan duka dan memiliki  impian untuk diwujudkan bersama. Wah sungguh cerita dalam drama yang sempurna.

Tetapi pada kenyataannya pernikahan tidak semudah itu. Meskipun tentu saja hal-hal atas bisa diwujudkan. 

Namanya juga manusia, se-serasi apapun pasangan di mata oranglain, tetap saja tidak akan mungkin selalu mempunyai pemikiran yang sama. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, perdebatan sangat mungkin terjadi atau lebih parah mungkin pertengkaran. 

Hal umum seperti itu saja jika tidak diatasi dengan dewasa , tanpa ada yang mau mengalah tentu saja perselisihan tidak akan ada ujungnya... ujung yang sangat mungkin untuk pasangan yang selalu merasa dunia tentang dirinya tanpa menempatkan dirinya di posisi pasangannya hanyalah perpisahan.

Karena selamanya cinta adalah tentang pengorbanan. Pengorbanan dan perhatian bukan hal yang hanya diumbar saat perkenalan pertama saja atau saat pacaran saja , tapi juga sampai tua sampai sudah beruban dan gigi tak sanggup lagi mengunyah makanan yang keras, pengorbanan dan perhatian itu harus tetap ada. 

Namun kebanyakan pasangan merasa sudah memiliki, merasa sudah dicintai sehingga mengabaikan perhatian, pengertian dan pengorbanan kepada pasangannya. Mereka sudah berhenti berjuang. 

Tak ada lagi kalimat manis, tak ada lagi candaan , tak ada lagi kejutan, hal-hal atau sikap sepele yang menjaga hati terus berdebar dan rindu itu tetap ada. 

Sebenarnya menjaga hubungan jauuuh lebih sulit daripada memulai nya . Lebih butuh banyak usaha. Seperti yang aku bilang tadii, kuncinya adalah "Saling". 

Saling mengerti
Saling menyayangi
Saling Percaya
Saling Perhatian
Saling mengasihi

Semua harus dua arah , saling . 

Apalagi dengan menikah ... Seumur hidupmu akan dihabiskan dengan orang yang kamu percayakan itu. Terkhusus wanita, tanggungjawab atas dirimu telah berpindah tangan. Yang menanggung dosamu bukan lg orangtuamu... yang memberi izin mu keluar dari rumahmu, yang memberi izin mu melakukan sesuatu bukan lagi orangtuamu... Tapi lelaki yang menjadi imam mu nantinya  

Katakanlah Ibu mu meninggal dunia, kamu tidak akan boleh melihat ibumu dimakamkan kalau bukan izin dari suamimu.  

Katanya kodrat wanita. Setelah menikah hanya akan melayani suami. Memasakkan makanan, Mencuci bajunya, merapikan rumah, mengasuh anak, belanja bulanan, dan pekerjaan rumah tangga lain , yang seolah adalah seratus persen kewajiban istri.

Melupakan bahwa wanita yang telah menjadi istri itu adalah anak kesayangan ibunya yang dibesarkan dengan cinta, melupakan bahwa wanita adalah makhluk yang dimuliakan Allah , yang bahkan ada satu surah dikhususkan untuknya, dan melupakan wanita itu adalah ia yang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya, yang dengan senang hati meninggalkan rumahnya untuk bersama dengan lelaki yang dia cinta..

Tetapi jika dibayangkan, akan sulit sekali ya menjadi seorang istri.. jika memang kodratnya seperti itu . 
.....

Menikah adalah membuat keluarga besarmu menjadi lebih besar. Kamu akan terikat karnanya . Ibunya akan sama seperti ibumu . Adik-adiknya adalah adik-adikmu. Tanpa pilih kasih . Keluargamu yang baru bukanlah kelompok orang yang bisa kamu cemburui. Justru juga orang yang kamu sayangi. Karena keluarganya adalah juga keluargamu.

....

Jadi menikah tidak cukup dengan keinginan saja. Pernikahan bukan balapan, bukan kompetisi. Bukan tentang siapa yang lebih cepat. 

Menikahlah ketika kamu siap. Siap untuk saling. Siap untuk menjaga hatimu untuk dia. Siap untuk berkorban, Siap untuk meneteskan airmata ketika suka dan duka. Siap untuk selalu ada. 

Siapkan dirimu, tanpa harus mempedulikan omongan orang . Karena kehidupan ini kamu yang jalani. Oranglain mungkin akan bergosip tentangmu ... sehari.. dua hari .. sebulan... lalu kemudian lupa. Sedangkan itu hidupmu, masa depanmu. Kamu yang tentukan. 

Sekali lagi pernikahan bukan mainan. Yang kalau udah bosan , bisa diganti. Jadilah orang yang bertanggungjawab untuk dirimu .

Pernikahan tidak selamanya suka, pun tidak selamanya duka. Pernikahan bagian dari kehidupan. Seperti roda yang berputar. Tapi jangan takut... kamu bisa belajar dari pengalaman orang lain, kamu bisa belajar dari pasangan-pasangan lainnya. Meskipun tentu saja jalan cerita hidupnya nanti akan berbeda. 

Semangat yaa.... semangat dalam mempersiapkan diri, semangat dalam memantaskan diri. Kamu Bisa ^^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Menyerah !! ^^ (AYAT – AYAT AL QUR’AN TENTANG MENGHINDARI PERILAKU BERPUTUS ASA)

pengenalan perpajakan : Perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan

Inilah 10 Lagu Motivasi yang Akan Mengubah Cara Pandangmu ! PART 1